Sunday, February 21, 2010

Uta no Oniisan

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family
Masa apa yang paling menyenangkan dalam hidup kita?

Kalau saya diberi pertanyaan seperti itu, pastilah saya menjawab masa itu adalah MASA KANAK-KANAK.

Ya...masa kanak-kanak..masa dimana saya bebas mengekspresikan diri saya sebabas-bebasnya. Masa ketika yang ada di pikiran saya hanya main,main,main, baru deh belajar,hehehe...Masa ketika saya begitu senang bertualang dengan sepeda kesayangan saya, menelusuri komplek satu ke komplek yang lain.Masa ketika saya begitu senang berlari-larian sambil bermain kasti, melompat setinggi-tingginya sambil bermain karet, mencari-cari kawan yang bersembunyi di suatu tempat dengan bermain petak umpet, menjadi bandar kartu di permainan beddu, melompat melewati kotak yang satu ke kotak yang lain dalam permainan taplak gunung, dan berlari-larian mengejar teman dan berusaha merebut bentang lawan di permainan tak benteng.

Ahhh...benar-benar masa yang menyenangkan.

Di dorama produksi negeri sakura ini, tema mengenai masa anak-anak tersebut diulas dengan lebih dalam dengan alur cerita yang membuat penasaran.

Cerita dorama ini berkisar tentang kehidupan Yano Kenta (diperankan oleh Ohno Satoshi, leader dari boyband A.Ra.Shi) yang merupakan seorang mantan vokalis grup band rock. Suatu hari, hidupnya berubah 180 derajat. dan kesialan pun datang bertubi-tubi kepada dirinya. Setelah tiba-tiba ia dipecat dari grup bandnya, pekerjaan yang baru didapatnya pun ikut pergi meninggalkan dirinya. Tak cukup dengan itu semua, sang kekasih hatinya pun juga memutuskan untuk berpisah dengannya. Belum lagi sang ayah dan kakak perempuannya yang cerewet tiap hari menceramahi dirinya untuk segera mencari pekerjaan baru. Bahkan ia diminta untuk mengganti seluruh uang yang telah dikeluarkan keluarganya untuk membiayai kuliahnya.Ia benar-benar merasa frustasi dengan keadaan dirinya, karena melamar kerja pun selalu saja ditolak..hmmm...kasian..

Tapi, Tuhan ternyata telah menyiapkan kejutan indah untuknya sebagai buah dari kerja kerasnya selama ini. Ketika ia melamar di sebuah stasiun TV, tak sengaja ia masuk ke tempat interview yang salah, namun ia diterima!!

Tetapi, ketika ia mendapatkan pekerjaannya yang baru, ia merasa kaget, karena ia harus bekerja di suatu program TV khusus anak-anak yang dikenal dengan "minna de uta". Layaknya anak muda jaman sekarang, Kenta tidak begitu suka dengan anak-anak. Tapi di pekerjaan yang baru itu, kenta harus menjadi sebuah icon yang disenangi anak-anak.

Pada awalnya Kenta merasa tersiksa dengan pekerjaan barunya karena ia harus berhadapan dengan produser yang galak dan partner kerja yang aneh. Apalagi di program tersebut Kenta harus menggunakan kostum-kostum yang memalukan. Dan ia pun harus rela menjadi penari latar dari sang tokoh utama dari program tersebut, yaitu Uta no Oniisan yang kerap dipanggil sebagai 'pangeran'. Sosok pangeran tersebut sangat mendominasi acara "minna de uta". Sebagian besar penonton yang menyaksikan acara tersebut adalah penggemar sang 'pangeran' itu yang merupakan ibu-ibu walaupun program tersebut adalah program yang ditujukkan untuk ANAK-ANAK. Sang 'pangeran' kerap bersikap semena-mena dan semaunya. Bahkan ia sering mengancam produser untuk tidak shooting kalau keinginannya tidak dituruti. Meskipun 'minna de uta' adalah program anak-anak, namun tidak ada satu anak-anak pun yang tampil di program tersebut, karena sang pangeran merasa pusing apabila ada banyak anak-anak.

Ketika 'minna de uta' tampil live, pangeran yang memaksa untuk menyanyikan lagu yang berasal dari album pribadinya itu tiba-tiba kabur karena kaset yang akan dipakainya untuk lipsync rusak. Akhirnya mau tak mau Kenta harus menggantikan sang pangeran untuk bernyanyi setelah teman seperjuangannya yang berasal dari akademi musik menolak untuk tampil karena grogi. Kenta yang merupakan mantan vokalis band mengeluarkan suara emasnya, dan ajaibnya ketika Kenta bernyanyi, anak-anak yang awalnya lesu menjadi semangat dan ikut bernyanyi bersama Kenta.

Setelah kejadian tersebut, rating acara tersebut menjadi begitu tinggi, dan acara nya pun menjadi semakin hidup dengan kehadiran anak-anak. Kenta pun didaulat oleh sang Direktur stasiun TV tersebut sebagai Uta no Oniisan menggantikan sosok lelaki separuh baya yang disebut-sebut sebagai pangeran itu.

Berkali-kali ia ingin menyerah dan berhenti dari pekerjaannya sebagai Uta no Oniisan karena ia masih merasa malu menjadi idola di kalangan anak-anak. Namun dengan adanya bujuk rayu dari sang produser, Kenta pun mengurungkan niatnya untuk berhenti.

Walaupun sebagian besar kru dari "minna de uta" pun tidak begitu menyukai Kenta karena tabiatnya yang buruk dan tidak pernah tersenyum, namun sang produser tetap berusaha sekuat tenaga menjaga Kenta agar tetap menjadi Uta no Oniisan.

Sebenarnya apa sih yang dimiliki Kenta sehingga sang produser yang galak tersebut tidak rela melepasnya dari acara "minna de uta?"

Penasaraaaan khuannnn..hehehehe...kalo penasaran, tonton aja sendiri doramanya. Ceritanya benar-benar seru dan menyentuh hati banget. Betul-betul film keluarga yang asik buat ditonton rame-rame sama ayah, ibu, kakek, nenek, anak, cucu tercinta..

Banyak banget pesan-pesan moral yang disampaikan lewat dorama ini. Tentang potret kehidupan anak-anak masa kini yang kurang mendapatkan program-program televisi yang SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN PERKEMBANGAN mereka, tentang bagaimana cara mendisiplinkan anak, tentang bagaimana merebut hati seorang anak, tentang bagaimana kita harus mengerti bahwa yang namanya anak-anak itu BUKANLAH BONEKA dan mereka pun BUTUH UNTUK DIDENGARKAN.

Pokoke mantabb tenan, bener-bener film yang menghibur sekaligus mendidik kita, biar bisa jadi orang dewasa dan orangtua yang baik.

Karena masa depan bangsa kita terletak pada punggung-punggung kecil anak-anak.


nb : berikut link dari cuplikan dari dorama Uta no Oniisan yg saya copas dari you tube, bwat yg penasaran check this out yaa ^_^

http://www.youtube.com/watch?v=PgL6_01-Pu8

1 comment:

  1. ^_^ benar ya, hikmah itu bisa didapatkan dari manapun hatta bukan dari buku / acara yang islami.

    ReplyDelete