Showing posts with label lintasanpikiran. Show all posts
Showing posts with label lintasanpikiran. Show all posts

Wednesday, January 26, 2011

muntahkan saja!

Bismillahirrahmanirrahiim...

Hoaaaax..
Mau muntah rasanya...

Ya!
Muntahkan saja semuanya!

Muntahkan semua kata-kata negatif itu!
Jangan dengarkan!
Muntahkan saja semuanya!

SEMUANYA!

Tanpa ada sisa sedikitpun!

Tak usah kau dengarkan!
Tutup telinga rapat-rapat!
Sumbat dengan sumbatan yang paling hebat!

Muntahkan saja semua kalimat-kalimat negatif itu!

Tanpa sisa!

Tanpa bekas!

Tak usah pedulikan!

Muntahkan saja semuanya!

Biarkan saja semua kalimat-kalimat jahat itu mengitari dirimu..namun jangan biarkan mereka merasuki dirimu!
Menggerogoti azzamu!
Mematikan ghirahmu!

Sumbat telingamu rapat-rapat!

Apabila terlanjur masuk semua kalimat-kalimat jahat, muntahkan!

Muntahkan dengan segera!

Tak ada guna kau simpan itu semua!

Hanya melemahkanmu saja!

Hanya membuatmu makin sakittak berdaya!

Tak usah kau dengarkan..

Muntahkan saja!

Tanpa ada sisa!

Tanpa ada bekas!

Hingga yang tersisa di dirimu..

Hanya kata-kata positif pembangkit semangat..



**lidah lebih tajam daripada pedang..hati-hati jaga lisanmu




Saturday, December 18, 2010

diam sajalah (dulu)

Bismillahirrahmanirrahiim...

Hmmmmmmm....

Untuk saat ini..tersenyum sajalah...

Dan mencoba untuk menahan sajalah (dulu)...

Apalah arti kata bila hasilnya hanya omong kosong belaka...

Rasul bilang lebih baik DIAM daripada hanya berkoar-koar tanpa makna,bicara tanpa guna....

Hmmmmmmm....

Mengamati sajalah (dulu)...

Dan kemudian mencoba mempelajari situasi yang terjadi...

Haruskah andil untuk membuka mulut?

Apabila kata yang terucap hanya menambah "ramai" suasana...

Hmmmmmm...

Tahan sajalah (dulu)...

Tidak sekarang kau harus keluarkan..

Tidak!

Bukan disini..

Bukan juga disana..

Tapi di 'suatu tempat' itu..karena kau akan mengerti kapan harus bersuara pada akhirnya...

Hmmmmmm....

Coba pikirkan baik-baik dan matang-matang sajalah (dulu)..

Sebenarnya apa yang ingin kau capai ketika bersuara..

Pujian orang-orang yang mendengarmu?

Rasa kagum karena kata-kata ilmiah yang kau ucapkan?yang membuatmu terlihat seperti cendikiawan hebat dengan serentetan gelar panjang di belakang nama?

Bukan itu kawan...

Tidak sedangkal itu makna sebuah kata...

Karena...SADARKAH engkau..tiap kata yang keluar dari mulutmu itu akan tercatat dan harus kau pertanggungjawabkan..

Mungkin enteng saja bagimu untuk berucap..

Tapi...lidah yang tidak bertulang itu tak bisa kau jadikan alasan kawan..

Bukan berarti kau bisa mudah mengumbar kata dan membiarkannya mengalir bak keran bocor..

NAIF!

Jika bicaramu malah membuat kepalamu semakin besar..besar...dan besar..

Jika kata-kata 'cerdas'mu malah membuat hidung mu semain megar...megar...dan megar..

ahahahahaa...

NAIF!!

DIAM sajalah...

Tahan ucapan, jika yang keluar bukan kata-kata baik yang menyejukkan...

Karena tak penting apabila ucapan yang keluar dari mulutmu hanya sekedar SAMPAH tak bermakna..

DIAM sajalah..

Tong kosong itu memang nyaring bunyinya..

Karena semakin bijak seseorang...semakin cerdaslah ia dalam menjaga lisannya...

Oleh karena itu...

Apabila belum bisa berkata baik...tahanlah lisanmu(dulu)

Ketika sudah tiba waktunya..
ketika kearifan dalam berbicara sudah kau kuasai..
Ketika niatan sudah kembali ke pada jalurnya yang benar..
Ketika kau yakin, apa-apa yang ingin kau sampaikan adalah hal bermakna..bukan sekedar omong kosong belaka..

Barulah..biarkan lisanmu bekerja..

Mengurai tiap kata yang ada menjadi mutiara hikmah bagi mereka..

Kata-kata yang dapat menjadi pemberat timbangan sebelah kananmu..

Namun...

Apabila belum dapat kau rasa kebermanfaatan dari mulutmu yang terbuka..

DIAM sajalah (dulu)

Karena Rasul bersabda..

Berkata baiklah atau DIAM..






Friday, September 10, 2010

gak semua yang loe liat itu BENER!

Bismillahirrahmanirrahiim..

Sebelum mulai untuk 'menumpahkan' kata-kata yang terpikirkan dan agak bejubelan di otak, saya dan segenap anggota jiwa dan raga diri yang penuh khilaf ini mengucapkan "taqaballahu minna wa minkum siyamana wa siyamakum" semoga...semoga...semoga..semua kata-kata indah yang saya kirimkan lewat sms di hari ini bukan hanya sekedar pemanis bibir belaka,bukan hanya sekedar 'ikut-ikutan' belaka, dan bukan sekedar kata-kata kosong tanpa arti. Ya Allah...Ya Rabb..Ya Rahman..Ya Rahiim..jadikan diri ini menjadi hamba-Mu yang istiqomah berada di jalan-Mu...aamin...aamin..aamin ya rabbal a'lamin..


Yosh..
Sebenarnya cuma mau ngeluapin pikiran yang baru aja terlintas di hari yang fitri ini siih,karena takut keburu lupa..makanya langsung cepet-cepet ditulis deh..

Manusia...

Masterpiece ciptaan Allah yang Maha Kuasa..

Dari satu orang manusia,bisa muncul berbagai macam cerita..bisa terungkap berbagai macam misteri..

Alhamdulillahirabbila'lamin, saya terlahir sebagai manusia, bukan sebagai ayam, bebek, ataupun kambing, karena dengan menjadi manusia,saya memiliki kesempatan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi yang luar biasa indah, seimbang dan tertata. Dengan menjadi manusia saya bisa merasakan berbagai macam warna,keindahan, serta dapat memahami berbagai macam rasa yang ada di kehidupan...Alhamdulillah Ya Allah, Engkau ciptakan aku sebagai seorang manusia..

Ngomong-ngomong soal manusia, menurut saya...manusia itu...makhluk yang misterius,unik, penuh teka-teki dan memang hanya Allah Sang Pencipta yang paling memahami karakteristik manusia..

Manusia..

Manusia itu bisa sedemikian rupa menyembunyikan warna aslinya...memancarkan warna yang berbeda kepada orang-orang di sekelilingnya, yang terkadang membuat orang menjadi salah duga..salah melihat warna asli yang sebenarnya terpancar di dalam diri..

Apakah semua manusia seperti itu?

Adakah manusia yang benar-benar tampil apa adanya,tanpa menyembunyikan apa-apa di dalam dirinya?sehingga apa yang terlihat di luar itulah gambaran asli dirinya?

Entahlah...saya sendiri pun merasa bahwa saya tak sepenuhnya mengeluarkan 'wujud asli' saya di hadapan orang lain, mungkin adakalanya saya tertawa terbahak-bahak dikala hati ini sedang menangis begitu hebatnya, atau saya malah terdiam ketika sebenarnya begitu banyak hal yang ingin diucapkan...

Begitulah yang sering terpikirkan di benak saya mengenai manusia...misteriuss..penuh teka teki..membaca identitas asli seorang manusia layaknya menyusun sebuah potongan puzzle yang besar yang tersebar entah dimana,karena pada akhirnya kita malah makin tidak mengerti arti dari puzzle tersebut..bahkan yang mengaku telah hidup bersama dirinya selama hidupnya masih harus belajar banyak cara untuk memahami diri sendiri..hanya Allah lah yang paling mengerti diri ini..

Barusan saja di hari yang fitri ini saya bertemu dengan seorang kakak sepupu. Beliau orang yang cukup unik dan (lagi-lagi)misterius di mata saya.Mungkin ketika kali pertama melihat sosoknya, kita melihat sesosok anak muda yang kaya, trendi, AGJ gella, cantik, cerdas..yup..banyak kelebihan dan almost perfect. Tapi, setiap saya melihat dirinya, saya selalu terbayang pengalaman 'hang-out' saya selama semalam bersama dia. Saya pikir dia sosok yang lumayan kuat,mengingat dia masih bisa bertahan dan bangkit di tengah-tengah keluarga yang agak 'broken'.Tapi..kemudian saya sadar, bahwa sosoknya selama ini yang terlihat memiliki warna yang berkilauan bak kristal, begitu elegan dan mahal ternyata memiliki warna lain yang tersembunyi..warna abu-abu...begitu sepi dan sunyi...

Yaa...selama ini saya selalu berpikir bahwa perceraian kedua orangtuanya tidak begitu berpengaruh apa-apa dengan dirinya, toh dia masih begitu ceria, tidak pernah menunjukkan raut sedih ataupun suram. Namun,ternyata diri ini begitu luput dalam menangkap warna sesungguhnya yang terpancar dari dalam dirinya. Ia begitu kesepian dan sangat membutuhkan sosok seorang Ibu dalam hidupnya yang kurang ia dapatkan karena ia harus hidup bersama ayahnya. Berkali-kali secara tersirat ia mengekspresiakan rasa sepinya, rasa inginnya untuk mendapatkan belaian lembut seorang Ibu.

Yaa..walau tidak terang-terangan ia katakan, namun dapat terasa dari kata-kata yang ia ucapkan..dan...mendengarnya berkata seperti itu...hmmm...bagaimana ya..saya merasa begitu tidak enak...saya merasa campur aduk, antara prihatin, simpati, dan bersyukur bahwa saya memiliki keluarga yang harmonis walau tak sempurna.

Namun...saya pun akhirnya mengerti, bahwa tidak semua yang kita lihat adalah sesuai dengan apa yang terlihat. Bahwa terkadang kita sering kali tertipu oleh penglihatan kita sendiri...bahwa kita terkadang merasa menjadi orang yang paling sengsara..merasa yang paling nestapa..merasa menjadi orang yang paling patut dikasihani, padahal, kita tidak tau, bahwa ternyata di luar sana masih banyak orang-orang yang memiliki permasalahan yang jauuuuuuh lebih berat daripada yang kita hadapi namun mereka dapat sedemikian rupa membuat permasalahan tersebut tidak terlihat..yaaa...tersenyum walau dalam hati menangis adalah sebuah tindakan yang 'keren' menurut saya. Mungkin terkesan membohongi diri sendiri,namun, saya salut sekali dengan orang-orang yang hanya menunjukkan air matanya di hadapan Allah, tampakkuat di luar namun terlihat lemah di hadapan-Nya..kereeeen banget menurut saya..

Bisa enggak ya saya jadi orang yang seperti itu?

Menunjukkan kelemahan diri hanya kepada-Nya?

Walau memang sebagai seorang manusia,sesekali kita membutuhkan teman yang mau mendengarkan kisah kita,keluh kesah kita, meminjamkan pundak mereka dikala kita menangis..

Namun..bisakah saya benar-benar bersandar pada-Nya?

Mengadukan semuanya pada-Nya?

Menangis sejadi-jadinya di hadapan-Nya?

Bergantung hanya pada Allah..yang paling mengerti diri kita dibandingkan kita sendiri..yang paling mengetahui apa yang terbaikbagi kita..yang memiliki solusi dari semua permasalahan yang kita hadapi..

Bisakah saya??



Insya Allah bisa!!