Friday, February 5, 2010

nihon no dorama wa...DAISUKI!!

Bismillahirrahmanirrahiiim..

Hmmm...ada yang mengerti arti dari judul yang saya tulis??

Yaaa..apa..bukann...bukan "saya sedang laper" artinya (walaupun emang lagi laper sih ..hehehe)...yaaa...yang di pojok sana, ada yang tau artinya??? haaahh...BUKAN, bukan "saya mau makan orok" bukan....kenapa jadinya ke makan mulu ya??bawaan perut emang begini nih..mempengaruhi kinerja otak

okelah kalo beg beg beituu..saya kasi tau artinya apa..artinya ituuuu...

SAYA SUKA DORAMA JEPANG!!

Dorama??apaan tuh??makanan model apaan tuh??Jaaah...makanan lagii..bukan...dorama itu bukan makanan, tapi bahasa Jepangnya DRAMA atau kalo di Indonesia kita yang tercinta ini dikenal dengan nama SINETRON..

Yup, akhir-akhir ini saya memang lagi kerajingan sinetron-sinetron dari negeri sakura tersebut. Bukan karena pemain-pemainnya yang umumnya bermata sipit dan berkulit putih, bukan..bukan..tapi lebih kepada "feel" nya

Yaa...saya selalu mendapatkan "feel" ketika menonton dorama-dorama tersebut.
Saya rasa saya mendapatkan hal alin disamping hiburan semata, ada hal lain yang disuguhkan kepada saya, sang viewer.

Okkeeyy...saya ingin memberikan beberapa alasan mengapa saya SUKA nonton film-film Jepang dibandingkan film-film buatan lokal.

1. VARIATIF
Yup..dorama-dorama
Jepang memiliki TEMA yang sangat bermacam-macam. Mulai dari percintaan, contohnya nih: hana yori dango, hana kimi, dan lain-lain(saya kurang begitu tau banyak soal dorama-dorama yang bertemakan percintaan, soalnya jarang nonton yang tema ini sih..jadi maklum aja ya saudara-saudara), trus yang bertemakan keluarga (waahhh..klo ini sih saya sering tonton nih..hehehe) contohnya : Yamada Taro Monogatari, Chibi Maruko-chan, Marathon, Uta no Oniisandll), trus ada juga yang bertemakan perjuangan hidup kayak One Litre of Tears, Sukoshi wa Ongashi ga Dekitakana, trus juga ada yang bertema pendidikan kaya Seito Shokun!, ada yang bercerita tentang penyesalan dimasa lalu kayak Maou dan The Quiz Show trus yang tema nya tentang olahraga juga ada, contohnya Prince of Tennis..dan maasih banyak lagii tema-tema yang di angkat di dorama-dorama tersebut, hanya saja yang baru saya tonton ya cuma segitu itu..hehehe..

Sebenarnya saya merindukan tema-tema yang variatif untuk hadir di tengah-tengah per-sinetronan-an Indonesia, cuman...kenapa yaa...kalo gak percintaan...ya..intrik tentang perebutan harta perusahaan, atau perebutan harta keluarga lah...sebagian besar tema-tema yang di angkat yang seperti itu..huft..BOSAN!!yaa...bosan banget jadinya buat nonton, makanya...daripada bete, jadinya nonton acara lawak dan ketawa-ketiwi gak jelas buat ngilangin stress (walaupun pada akhirnya malah makin stress abis nonton acara lawak tersebut,hehehe)

2. REALISTIS
Ho'oh..menurut saya, cerita-cerita yang disuguhkan kepada para pemirsa di dorama-dorama Jepang sangat REALISTIS dan amat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Para pemeran utamanya umumnya berlatarkan orang-orang biasa, atau masyarakat awam pada umumnya. Kayaknya jarang deh saya liat pemeran utamanya tinggal di rumah gedongan dan keluarganya punya perusahaan sendiri, terus ada orang yang jahaaaaaattt banget yang tiba-tiba pengen nguasain harta keluarga nya dan akhirnya beranteman-berantemanlah mereka..hehehehehe

Sebagai seorang penonton, ketika menonton dorama-dorama tersebut saya merasa ditarik kedunia lain. Ditarik ke dalam dunia si pemeran utama. Saya menjadi mengerti bagaimana sulitnya perjuangan hidup seorang anak SMA yang harus menjadi tulang punggung keluarganya di yamada taro monogatari, saya menjadi tau bagaimana sulitnya menjadi seorang guru yang tidak hanya mentransfer pengetahuan saja, tapi juga mendidik murid-muridnya dalam seito shokun, saya menjadi paham bagaimana kita harus berjuang sebisa mungkin untuk mempertahankan hidup yang kita miliki serta bersyukur atas kehidupan tersebut pada one litre of tears..yup, saya menjadi mengerti bahwa tiap orang pasti memiliki masalah yang berbeda-beda.

O ya, satu lagi, tiap karakter yang ada di dalam dorama-dorama yang saya tonton, kayaknya tidak ada yang " lebay " deh...lebay dalam artian ketika tokoh protagonis, ia tampil seperti malaikat atau sebaliknya, pada tokoh antagonis, tokoh tersebut terlihat seperti jelmaan iblis. Setiap karakter yang ada benar-benar menujukkan bahwa mereka itu benar-benar "manusia". Adakalanya si tokoh protagonis merasa putus asa, kecewa, marah, dan melakukan hal yang kurang tepat untuk dilakukan. Begitupun pada tokoh antagonisnya, selama saya menonton, rasanya tokoh antagonis yang benar-benar jahatttt rasanya tidak ada. Ya, saya rasa kejahatan yang disuguhkan itu masih dalam batas yang wajar, tidak sampai menggunakan trik-trik licik yang menipu atau bahkan berusaha untuk menghilangkan nyawa seseorang untuk mencapai ambisinya. Kayaknya berbeda sekali dengan cerita sinetron Indonesia yang tokoh-tokoh antagonisnya na'udzubillah min dzaliik...nyebeliiin abis dan jahat banget, sampai-sampai ibu-ibu penggemar sinetron-sinetron tersebut jadi emosi jiwa ketika melihat sang tokoh antagonis tersebut keluar (gak heran kalo pemeran tokoh antagonis itu bisa bonyok-bonyok di gebukin ibu-ibu kalo lagi jalan-jalan,hahahaha)

3.TIDAK BERBELIT-BELIT
Pada umumnya dorama-dorama Jepang memiliki episode-episode yang yang tidak terlalu panjang, paling banyak sepuluh episode dan langsung selesai. Berbeda dengan sinetron-sinetron Indonesia yang bisa mencapai ratusan episode. Selain itu alur cerita nya tidak berbelit-belit serta langsung ke sasaran tema yang ingin disampaikan. Maaf, rasanya agak berbeda jauh dengan sinetron Indonesia yang akhirnya malah kehilangan konsep awal ceritanya karena memepertahankan episode yang terlalu banyak.

Saya pernah dengar dari salah seorang teman saya, bahwa untuk memproduksi sebuah dorama tidak seperti memproduksi sinetron yang umumnya menggunakan sistem kejar tayang. Di Jepang, pembuatan dorama diselesaikan terlebih dahulu sampai selesai baru kemudian di tayangkan ke publik(pantas saja dorama di Jepang cenderung memiliki episode-episode yang sedikit). Dorama yang dinilai kurang bisa diterima publik tidak ditayangkan dan sang produser dapat mengalami kerugian karena telah membuat dorama tersebut dengan biaya yang tidak sedikit. Tak heran kualitas dari dorama tersebut sangat diperhatikan, dan mau tak mau seorang produser harus membuat dorama yang berkualitas agar kerja kerasnya tidak sia-sia dan hasil karyanya dapat dinikmati oleh publik.

4. INSPIRATIF
Ya...alasan terakhir dan yang paling penting mengapa saya menggemari dorama-dorama jepang adalah karena INSPIRATIF. Selalu ada nilai-nilai dan pesan moral yang disampaikan di tiap cerita. Ya, saya selalu memperoleh "sesuatu" setelah saya menonton, seperti yang telah saya sebutkan di atas, bahwasanya bukan hanya hiburan yang saya dapatkan, namun feel dan inspirasi untuk tampil menjadi manusia yang lebih baik.

Saya terkadang berpikir, pantas saja Jepang menjadi negara yang maju saat ini. Apabila warga negaranya ketika sedang menonton saja mendapatkan pengetahuan baru dan inspirasi baru, tidak heran Jepang menjadi negara yang maju seperti saat ini.

Selalu ada hal yang di ajarkan kepada para pemirsanya, seperti ketika saya menonton dorama spesial yang berjudul "marathon". Saya diajarkan bagaimana harus bersikap pada anak-anak autistik. Saya jadi mengerti bagaimana harus menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu pada dorama yang berjudul "Maou" saya diajarkan bahwa kita harus berhati-hati dalam berperilaku karena, kesalahan kecil yang kita lakukan di masa lalu dapat mengubah kehidupan seseorang (lebih jelasnya aan saya paparkan nanti pada review), dan pada dorama-dorama lainnya saya selalu diajarkan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, cinta, moral, dan hal-hal yang menginspirasi lainnya

Mungkin saya saya terlalu naif, apabila beranggapan bahwa semua dorama-dorama Jepang yang ada selalu bernilai postif. Memang tidak dipungkiri bahwa ada juga beberapa doram yang kurang posotif. Namun yang ingin coba saya paparkan di sini adalah bahwa saya benar-benar rindu..

Saya rindu mendapatkan inspirasi dari program-program televisi yang ada di Indonesia..

Saya hanya merasa prihatin dengan kondisi perfilman Indonesia (khusunya film-film yang ada di televisi)  pada saat ini. Rasa-rasanya kurang memberikan pendidikan bagi para pemirsanya. Padahal, media televisi merupakan media yang cukup efektif dalam memberikan pengetahuan ke masyarakat luas. Walaupun sekarang sudah banyak bermunculan program-program televisi yang bersikap edukatif (dan saya merasa sangat bersyukur akan hal tersebut) namun, saya rasa, sinetron-sinetron yang ada masih tetap mendominasi sebagian besar program-program yang ada di televisi.

Saya hanya berpikir, bahwa ternyata kita tetap bisa mendapatkan hiburan dan pendidikan secara bersamaan hanya dengan menonton film-film yang inspiratif. Seperti yang saya dapatkan ketika saya selesai menonton dorama-dorama yang berasal dari negeri matahari terbit tersebut.

Saya merasa miris saja, ketika saya melihat salah satu pegawai di rumah yang mengeluarkan kata-kata kasar ketika ia menonton salah satu sinetron kesayangannya. Ya...emosinya tersulut ketika melihat salah satu pemeran antagonis yang super jahat itu melakukan trik-trik yang licik untuk merebut sesuatu yang bukan miliknya.

Saya hanya seorang penonton yang sangat berharap bahwa para produser film dapat memperhatikan bahwa ternyata film-film tersebut dapat mempengaruhi penontonnya. Hanya terpikir bagaimana kalau adik-adik kita yang menonton menirukan perilaku pemain sinetron yang menggunakan kata-kata kasar dan baju-baju yang kurang bahan. Mau jadi apa bangsa kita ini??

Yahhh..memang lagi-lagi sebagai penonton kita juga harus instrospeksi diri..karena yang sebenarnya memegang kendali atas apa yang ingin kita tonton adalah diri kita sendiri. Masih ada program-program inspiratif yang mungkin kurang ter-ekspos dapat kita jadikan alternatif tontonan kita..

Tapi, kalau memang mau aman...matikan tv kita, dan mulai buka buku-buku yang bermanfaat yang bisa memperkaya diri kita.

Huftt..lumayan banyak juga ya yang saya sampaikan (rekor nih..gak pernah nge-post sabanyak ini,hehehe)..abisan udah lama kependem..daripada jadi jerawat atau bisul mendingan di keluarin aja deh..

o ya, kalo ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon dimaafkan ya..sama-sama saling mengingatkan okeh..

yang pasti tetap 3 s (senyum, syukut dan semangat!!)

Ganbatte!!!








7 comments:

  1. Pernah liat dorama
    Kekon dekinai ottoko ga?
    Hehe satu2nya dorama yg pernah saya tonton...
    Lucu ceritanya..
    :D

    ReplyDelete
  2. belom tuh..hehehehe
    ceritanya tentang cowok yang nikahin cowo bukan c (sotoy..hehehe)

    ReplyDelete
  3. he...
    bukan lah....
    :D
    pokoknya lucu aja ceritanya...
    tentang cowok yang gak mau nikah gitu lah...
    :D

    ReplyDelete
  4. Ya,suai bgt t,sntron d negr ne brblit2 n ngebosanin,cob kalo para2 produser n sutradar d negri ni mniru hal dmekian,akan lbh memprdlam cinta akan karya anak bgsa khan. . . .

    ReplyDelete
  5. ooohhh....kirain...soalnya judulnya unik c, artunya klo g salah "saya tidak bisa menikahi laki-laki"

    wah, boleh d review nh dorama nya,hehehehe

    ReplyDelete
  6. betulll!! setuju..andaikan ja sinetron d Indonesia bisa memberikan hal yang punya "nilai" tersendiri, pasti kita bakalan cinta ma produk Indonesia

    ReplyDelete
  7. * Title: 結婚できない男
    * Title (romaji): Kekkon Dekinai Otoko
    * Also known as: The Man Who Can't Get Married / He Who Can't Marry
    * Format: Renzoku
    * Genre: Comedy
    * Episodes: 12
    * Viewership rating: 16.9
    * Broadcast network: Fuji TV
    * Broadcast period: 2006-Jul-4 to 2006-Sept-19
    * Air time: Tuesday 22:00
    * Theme song: Swimi by Every Little Thing

    Lebih lengkap silahkan masuk forum indowebster
    http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=6756

    bisa download jjuga disana,,, :D

    ReplyDelete