Monday, February 8, 2010

Tertampar..auuuch!!

Bismillahirrahmanirrahiim..

Pernahkah anda merasa tertampar oleh kata-kata seseorang?
Saya sering sekali merasa demikian.
Yaa..setiap minggu malah. Setiap minggu selalu saja ada kata-kata yang menampar diri saya. Tapi entah mengapa, rasanya bekas tamparan itu tidak bertahan lama…entah karena tamparannya kurang kuat atau karena diri saya terlalu bebal, hingga tamparan yang seharusnya menyadarkan saya justru terasa seperti belaian semata??Entahlah..

Kali ini kata-kata seorang kakak kelas menampar diri saya, mencoba membangunkan saya dari zona nyaman yang selama ini membuat saya begitu terlena hingga enggan untuk bergerak..
Padahal bergerak adalah sebuah keniscayaan yang harus dimiliki oleh makhluk, agar ia dapat tetap hidup dan dapat memberikan kemanfaatan, terlebih lagi manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna..
tapi ternyata diri ini harus ditampar terlebih dulu agar sadar, miris sekali ketika menyadarinya..huftt

Saat itu, seorang sahabat saya sedang curhat mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh organisasinya. Dengan seksama, saya bersama seorang sahabat yang lain dan kakak kelas tersebut mendengarkan ceritanya satu per satu. Kebetulan saya yang satu organisasi dengan sahabat yang sedang bercerita itu merasa sangat penasaran dengan ceritanya. Karena, sudah seminggu lebih saya absen dari kegiatan-kegiatan kampus, alasannya?? Yaa..alasannya adalah tubuh saya sedang meminta untuk rehat sejenak, dan pada akhirnya saya pun menuruti kemauan tubuh saya dengan benar-benar beristirahat tanpa memperdulikan keadaan yang sedang terjadi di luar sana (akibatnya sekarang malah kebablasan untuk tetap beristirahat..ckckckckck).
Pada intinya, ia merasa bahwa, makin lama ujian yang diberikan Allah SWT padanya semakin bervariasi dan rasanya pun semakin rumit. Tarbiyah yang diberikan langsung oleh Allah amat terasa di setiap peristiwa-peristiwa yang ia alami.

Dengan bijaksana, kakak kelas saya pun memberikan pandangannya mengenai permasalahan organisasi yang sedang terjadi, dan pada akhir penjelasannya ia mengeluarkan kata-kata yang membuat diri saya menjadi begitu tertampar..yaa…saya menjadi tersentak dan terbangun ketika mendengar kata-kata dari beliau.

“Bersyukurlah ukhti ketika anti mendapatkan ujian yang berbeda-beda dan terasa makin lama semakin rumit dan sulit, itu artinya Allah sedang ingin menaikkan derajat anti di hadapan-Nya. Karena, orang-orang yang ingin naik kelas tentulah melewati ujian terlebih dahulu. Makin sulit ujian yang diberikan, semakin berkualitas diri orang yang diuji. “ (Redaksinya seperti ini, walaupun kata-kata aslinya tidak seperti yang saya tuliskan di atas, tapi intinya seperti itu)

Dalam hati, saya pun merasa sangat tertampar. Ya, benar sekali apa yang kakak kelas saya katakan. Orang yang berkualitas pastilah diuji dengan permasalahan-permasalahan yang rumit, karena di situlah dapat terlihat kualitas seseorang, dari caranya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Yang membuat saya begitu merasa ditampar ialah, saya merasa bahwa sejak dulu sampai sekarang, rasanya ujian yang menimpa diri saya masih seputar hal yang sama.

Astagfirullahhal’adziim..saya langsung terpikir bahwa ternyata kualitas diri saya masih belum berkembang sejak dulu.
Sedih..ya..baru kali ini saya merasa sangat sedih karena tidak mendapatkan ujian yang besar. Aneh memang, tapi Alhamdulillah karena itulah akhirnya saya pun sadar, bahwa selama ini saya hanya terfokus pada permasalahan yang menimpa, bukan pada CARA PENYELESAINNYA.

Memang ketika ujian itu datang, bukannya mensyukuri bahwa saya sedang ingin dinaikkan derajatnya di hadapan-Nya, saya justru lebih banyak mengeluh.
Mengeluh tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, justru semakin memperparah masalah kita. Masalah yang pada awalnya tidak begitu berat dapat berubah menjadi saaaangaaaattt berat kalau kita mengeluh.
Pada akhirnya saya sadar, bahwa dibandingkan mengeluhkan betapa beratnya permasalahan yang menimpa, saya seharusnya bersyukur, karena sebentar lagi saya akan naik kelas. Bahwa kualitas diri saya akan meningkat menjadi lebih baik.

Lagi-lagi rumus untuk menikmati hidup ini adalah dengan BERSABAR dan BERSYUKUR.

Karena kalau kita mau membuka mata lebih lebar dan ingin melihat dengan lebih dekat, apapun yang Ia berikan untuk kita pastilah yang terbaik untuk kita. Hanya saja terkadang kita tidak mau menyelam lebih dalam untuk bisa mengerti apa hikmah dari setiap peristiwa yang Ia gariskan dalam hidup kita.

Memang butuh kelembutan hati serta kepekaan yang tajam untuk dapat melihat itu semua, tapi saya yakin itu semua dapat dilatih, selama kita mau berusaha untuk melihat lebih dekat. Dan tentu saja, kita harus meminta pada-Nya untuk melembutkan hati kita, karena sesungguhnya hanya Ia lah yang menguasai hati kita.

Keep Semangat, Syukur, dan Senyum!!


3 comments: