Thursday, July 10, 2014

Ah, betapa menyusahkannya wanita

Bismillahirrahmanirrahiim..

Ah, terkadang begitu menyusahkan menjadi seorang wanita.

Terlalu banyak hal yang bercabang-cabang, berputar-putar di dalam otaknya. Terkadang ia sendiri pun sebal, mengapa tidak sederhanakan saja semuanya?! Pada akhirnya, bukannya semakin mudah persoalan malah semakin rumit saja dilihatnya.

Beginilah, wanita, terkadang begitu menyusahkan pola pikirnya.

Wanita itu, tidak bisa berpikir satu arah. Kau mungkin hanya berkata A padanya, di dalam otaknya semua huruf menari-nari, ia buat segala kemungkinan sampai Z, padahal yang kau pinta hanya pikirkan si A saja bukan? Menyusahkan terkadang, tapi begitulah wanita, seperti itulah ia diciptakan.

Wanita memang seperti itu dari sananya, penuh dengan banyak perhitungan. Mungkin terlihat sangat menyusahkan di matamu.

Suatu waktu kau mungkin kasihan melihatnya berusaha sedemikian rupa memenuhi segala apa yang ada di kepalanya. Wanita mungkin akan kerepotan sendiri dan keras kepala untuk menjadikan apa yang ada di dalam otaknya menjadi nyata. Begitulah, wanita itu. Ia mungkin akan menolak mentah-mentah ketika kau tawarkan ia bantuan. Atau malah melenggang pergi dengan wajah cemberut ketika kau pinjamkan tanganmu untuk menolongnya. Menyusahkan sekali bukan, apa maunya wanita itu?

Begitulah wanita. Ia sendiri pun sadar terkadang begitu menyusahkan menjadi dirinya. Tapi itulah yang menjadikan ia istimewa. Mungkin suatu waktu habis sudah kesabaranmu menerka apa sebenarnya maunya. Tapi jangan pernah kau pergi meninggalkannya. Ia seperti itu karena memang ia harus seperti itu.

Di dalam kepalanya, memang harus terpikirkan banyak kemungkinan, banyak hal sepele yang mungkin tak pernah terbayangkan. Banyak hal rumit yang memang tak semudah itu untuk ia sederhanakan.

Seperti itulah wanita.

Ia adalah manusia dengan beribu peran yang harus dimainkan entah saat ini atau di masa depan, pantaslah jika banyak yang ia pikirkan. Ia harus menjadi istri, sekaligus ibu, sekaligus manager keuangan, sekaligus guru, sekaligus koki, sekaligus psikolog, terkadang menjadi dokter jika ada anggota keluarga yang sakit, sekaligus konselor, sekaligus entertainer, sekaligus penasihat sang kepala keluarga, bahkan sekaligus pembantu yang mengurus pekerjaan domestik. Masih banyak lagi peran yang harus dimainkan dalam sekali waktu masa tugasnya kelak.

Jadi, jangan salahkan wanita ketika ia berpikiran terlalu rumit, dan sulit untuk dimengerti. Terkadang ia sendiri pun tidak mengerti isi otaknya sendiri. Ia hanya berusaha mengikuti apa yang Rabb nya gariskan. Begitulah ia, wanita, serumit apapun dirinya, sesulit apapun tugasnya, lihatlah, ia masih mampu tersenyum manis padamu.

Tak percaya? Tengoklah ke belakang, temui ibumu, temuilah wanitamu. Lihat, betapa tulus senyuman yang ia berikan untukmu.

Tapi, kuberitahukan satu hal padamu.

Walaupun menjadi wanita terkadang menyusahkan, begitu merepotkan dan menguras tenaga, namun ia selalu bangga menjadi wanita. Mengapa? Karena ia dapat melihat syurga-Nya dari pancaran wajahmu. Karena pada keluarganya lah ladang pahala itu ia rengkuh.

No comments:

Post a Comment