Hanya termangu dan menganga. Hampir saja liur itu menetes dari mulutnya. Sambil menatap dari dua buah bola mata kecil yang kemudian membesar,menatap sekumpulan pemuda yang sedang asik berdialektika. Tangan mungilnya masih sibuk menggosok-gosokkan semir ke sepatu hitam lusuh pria gemuk yang sedang asik menghisap nikotin racun. Dua bola mata kecil itu masi menatap dengan antusias. Sampai akhirnya si pria tambun menghardik sosok kurus kumal iti "woy bocah!kerja yang benar!". Tersentak kaget,si pemilik dua mata kecil penuh antusias dan kekaguman itu kini tak berani lagi menatap sekumpulan pemuda yang masih asik berdialektika. Dua pasang bola mata itu sudah tidak lagi menatap dan termangu memandangi sekumpulan pemuda itu. Namun pendengarannya ia pertajam. Ia dengarkan dengan seksama perbincangan sekumpulan pemuda itu. "Ah..orang pintar" pikirnya..
...
Diam dan menyimak. Dari sudut ruangan kelas. Wajahnya ditutupi buku tebal,matanya menatap ke kumpulan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat teoretis. Namun otaknya tidak mencerna satupun informasi yang terkandung dari buku itu. Karena sang otak sedang sibuk mencerna..mencerna tiap kata dan kalimat yang tersusun dari sekumpulan pemuda yang sudah sebulan ini menjadi teman sekelasnya. Otaknya menarik sebuah kesimpulan sementara, "ah...orang pintar" pikirnya.
"Ah..orang pintar" pikir mereka.
Bagai magnet,membuat penasaran..
Dan tidak perlu mengeluarkan bahasa-bahasa rumit..
Biarkan kami mendengar, biarkan kami belajar, biarkan kami pintar tanpa merasa dibodohi..
"Ah..orang pintar" pikirnya..
Kumpulan pemuda aneh yang membahasakan semua dengan mudah dan indah..

No comments:
Post a Comment