
Dewasa, dia yang memberi sebanyak-banyaknya.
Dia yang berkorban setulus-tulusnya.
Dia yang memahami sebenar-benarnya.
Dewasa adalah,
bagaimana kamu memahami orang lain bukan bagaimana orang lain memahamimu.
Dewasa adalah,
ketika kamu bisa mengatasi perbedaan.
Bukan untuk menjadikannya sama.
Tapi untuk menjadikannya bersinergi dalam harmoni.
Ternyata sulit menjadi dewasa,
dewasa yang sebenar-benarnya bukan sekedar untaian kata penuh reka tetapi laku nyata untuk menjadi DEWASA.
Astaghfirullah
Astaghfirullah
Astaghfirullah
(Status facebook salah seorang saudari yang amat kucintai karena Allah)
Bismillahirrahmanirrahiim..
Tertampar ketika membaca status salah seorang saudari saya itu. Teringat betapa childish nya diri ini ketika menemui problema. Hmmm..
Dewasa..
Memang gak enak ya jadi orang dewasa. Sering banget saya terpikirkan seperti itu. Banyak hal yang harus dipikirkan, banyak hal yang harus diselesaikan, banyak hal yang harus diperhatikan..dan harus bisa MEMAHAMI lebih dulu sebelum DIPAHAMI.
Dulu saya paling takut menjadi dewasa. Rasanya ingin jadi anak kecil selamanya saja, layaknya Peter Pan yang selalu belia di Neverland. Saya ingin bermain bermain bermain bermain dan terus bermain tanpa harus memikirkan apa-apa. Jadi orang dewasa banyak sekali hal yang harus dipikirkan. Ribet!
Tapi, yang namanya hidup, muda selamanya hanya ada di dongeng atau tagline iklan kosmetik aja. Mau-gak mau, senang gak senang, suka gak suka kita pasti beranjak tua. TUA memang kepastian, namun DEWASA adalah sebuah pilihan.
Ya..memang susah jadi orang dewasa, berperilaku dewasa...hhhhaahhh...usia gak ngaruh juga kan. Kenyataannya banyak anak-anak yang terjebak dalam tubuh orang tua (badan sama kelakuan gak sinkron).
Dan bagaimana dengan saya?
Entahlah, masih belajar untuk mengeja kata dewasa. D-E-W-A-S-A.
Sulit ya..padahal masih dewasa awal kalau kata teori psikologi perkembangan. Hmm..padahal baru(?) 19 tahun hidup dunia. Padahal..padahal...banyak nyari alasan tanda gak dewasa kan yaa??
Aaah..dewasa...
Jadi dewasa berarti berhenti memenangkan ego.
Berhenti melulu memandang diri sendiri.
Berhenti mengeluh.
Berhenti pamrih.
Berhenti bersikap reaktif.
Berhenti menutup mata.
Dewasa..dewasa...susah nian ya mendapatkan predikat dewasa yang sebenar-benarnya. Bukan sekedar kata atau hitungan umur belaka. Dewasa..
Dewasa adalah pilihan kan..
Dan saya memilih untuk dewasa...
Karena saya memilih untuk dewasa...
Saya berjanji untuk BELAJAR menundukkan ego saya..
*hhaaaaaaaaaaahhh (tarik napas)...
Bismillahirrahmanirrahimm..
# memaksa diri untuk pintar merasa, bukan malah merasa pintar..
No comments:
Post a Comment