Saturday, March 20, 2010

akhwat oh akhwat..

Bismillahirrahmanirrahiim...

Teringat percakapan satu tahun yang lalu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru di rumah kost yang pertama. Percakapan yang sering membuat saya tersenyum hingga saat ini ketika mengingatnya.

Saat itu, saya dan teman-teman satu kost yang masih terbilang "fresh" di dunia perkuliahan sedang asyik berbincang tentang kakak-kakak kelas yang aktif di BEM. Karena waktu itu masih anak ingusan -hehehe-, walhasil, udah kayak cerita-cerita sinetronan ABG gethoh, kami bertiga curhat-curhatan soal kakak kelas yang kami sukai.

Tak terkecuali juga dengan saya (kalau diinget-inget jadi malu nih..hehehe). Saat itu saya memang sedang tertarik dengan salah seorang kakak kelas yang kebetulan satu jurusan dengan kedua teman saya. Karena waktu itu saya masih begitu labil (tapi gak se-labil artis sinetron yang pernah menggemparkan dunia per-infotaiment-an dengan videonya itu kok...) jadilah saya sering menanyakan soal kakak kelas itu kepada kedua teman saya.

Memang waktu itu saya sudah tarbiyah, namun dari tingkah laku saya, masih belum menunjukkan bahwa saya adalah seseorang yang sudah tarbiyah (sediiih..).

Dan akhirnya, terlontarlah sebuah pertanyaan dari salah satu teman saya pada sesi curhat tersebut.

" Sar, loe itu sebenarnya akhwat bukan sih"

Deg!

Serasa ditusuk oleh sembilu yang tajam, pertanyaan jujur yang barusan saya terima membuat diri saya tertampar begitu keras. Namun, saat itu saya mencoba untuk 'stay cool' dalam menghadapi pertanyaan tersebut.

"Ya iyalah akhwat...masa gw ikhwan"
Jawab saya dengan nada bercanda, walaupun sebenarnya dalam hati agak teriris juga.

Kemudian baru-baru ini melihat stasus FB salah seorang teman yang intinya memberitahukan bahwa ia sedang berproses untuk menjadi seorang 'akhwat'. jadi tolong dimaklumi dan diingatkan apabila perilakunya masih belum mencerminkan seorang akhwat Dan pada statusnya itu, saya iseng bertanya padanya "emangnya selama ini kamu ikhwan ya?hehehe"

Akhwat..akhwat..

Selama ini selalu terpikir oleh saya bahwa akhwat itu hanyalah sebuah panggilan untuk saudari kita tercinta. Bukanlah suatu panggilan bagi seseorang yang sudah dipandang alim bak malaikat yang tidak pernah melakukan dosa. Setahu saya (mohon dikoreksi apabila salah), akhwat itu adalah kata yang berasal dari bahasa arab, yang berarti "saudari".

Jadi, semua muslimah yang ada di dunia ini, mau yang udah ngaji atau belum, jilbabnya panjang atau belum, yang masih sering cekakak-cekikik atau yang kalem abis adalah seorang akhwat juga. Itulah pemahaman yang saya miliki hingga saat ini.

Namun, terkadang pemahaman orang lain mengenai definisi akhwat ini begitu berbeda dengan yang saya pahami.

Akhwat itu...

Jilbabnya lebar (kalau kata kakak kelas saya selebar taplak meja konferensi...subhanallah)

Bajunya juga lebar..

Selalu pake rok atau gamis..

Aliim banget..

Kalem-kalem..

Maunya ngumpul sama akhwat-akhwat juga..

Gak mau terlalu dekat dengan cowok biasa yang belum jadi 'ikhwan'..

Aktivis..

Esklusif..

Ya...tidak semua orang berpikiran seperti itu sih memang, namun ketika disebutkan kata 'akhwat', sebagian besar yang terlintas adalah jilbab lebar berkibar-kibar..hehehehe

Kalau menurut saya pribadi, terkadang sedih aja ketika jilbab yang menutupi dada hanya dipandang sebagai 'atribut' golongan tertentu, yang kaum hawanya dipanggil dengan sebutan 'akhwat'. Padahal kan sudah jelas di Al-qur'an mengenai panduan menutup aurat.


Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menjulurkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan
kakinya hingga diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung" (QS, an Nur : 31)


Itu..
Itulah yang menjadi pegangan bagi saya untuk terus berusaha mengulurkan kain kerudung saya menutupi dada.
Menggunakan jilbab yang lebar agar lekuk tubuh tidak terlihat oleh mata-mata liar yang belum halal untuk memandangi.

Tapi sayangnya, kebanyakan dari teman-teman saya yang masih belum paham, berpandangan bahwa jilbab lebar itu adalah pakaian wajibnya anak LDK.
Dan akhirnya mereka MUNGKIN beranggapan bahwa karena saya bukan anak LDK, buat apa saya pakai jilbab lebar-lebar , lagian kelakuan saya masih belum alim-alim banget, gak pantas.

Mungkin..

Namun kalau ada seseorang yang beranggapan seperti itu, ingin rasanya saya bilang ke mereka, bahwa kami yang menggunakan jilbab lebar bukan berarti seorang alim yang tanpa celah.
Kami pun sedang berproses untuk menjadi muslimah yang CANTIK di hadapan Allah..yang kelak pantas untuk mendapatkan ridha dari-Nya..
Kami pun sering melakukan dosa, sering lupa, sering khilaf, namun kami sedang berusaha untuk tetap mematuhi perintah-Nya, walaupun harus terjatuh lagi, terseok, kami akan terus berusaha..

Bukan bermaksud mengadakan pembelaan atas perilaku-perilaku menyimpang yang kadang di lakukan oleh muslimah yang sering disebut 'akhwat' sih.
Hanya saja, terkadang karena merasa masih belum 'pantas' atau 'alim' ada beberapa saudari saya yang mengulurkan niatnya untuk menjulurkan kerudungnya menutupi dada..
Sayang banget khann..

Padahal kalau melihat diri saya sendiri, sering banget terpikir, kalau memang saya itu disebut sebagai 'akhwat' dengan kriteria-kriteria seperti ; kalem, alim, lembut, dan lain-lainnya,
mungkin saya termasuk akhwat yang 'munafik'. Karena perilaku saya saat ini masih belum seperti itu.
Ya...walaupun dengan zhahirnya berkerudung lebar, berpakaian lebar, selalu pakai rok, aktif di organisasi, kalu sms terkadang pakai "ana-antum",
tapi di keseharian saya, masih banyak banget yang mesti diperbaiki untuk dapat menjadi muslimah cantik di mata Allah.

Kalau memang ukuran pantas atau tidak seseorang dalam melaksanakan perintah Allah adalah kriteria-kriteria seperti itu, mungkin saya termasuk yang tidak pantas.

Yaa..saya selalu beranggapan, bahwa menata fisik itu jauuuuh lebih mudah dari pada menata hati.
Soalnya banyak juga yang beralasan, benerin dulu deh akhlak dan kelakuannya, baru dah dibenerin cara berpakaiannya atau jangan liat orang dari penampilannya, liat dari hatinya.

Memang, mungkin itu hanya penampilan fisik semata. Tapi, seharusnya kita tidak lupa, bahwa itu merupakan perintah Allah yang tercantum dalam Al-Qur'an.
Lagipula, saya pikir tidak terlalu susah untuk menata penampilan.
Saya baru benar-benar berjilbab lebar dengan kerudung segi empat(biasanya saya pakai bergo yang menutupi dada) kira-kira setahun yang lalu, tepat di hari ultah saya yang ke 18 belas.
Dan memang subhanallah sekali..saya yang biasanya tidak perlu repot dalam memakai kerudung sekarang harus menghabiskan waktu setengah jam untuk menata kerudung yang saya pakai.
Belum lagi gerahnya...dan kalau kerudung yang saya pakai cukup tipis harus didobel supaya gak transparan, jadi semakin gerah de..
Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, saya jadi kebiasaan dan tidak lagi merasa kerepotan, sekarang berasa nyaman banget malah

Berbeda dengan perilaku saya..
Memang sih ada beberapa berubah menjadi lebih baik, namun, kalau lagi futur, malah balik lagi ke perilaku jelek dulu.

Tapi, satu hal lagi yang saya pahami, Allah memang selalu memberikan hikmah atas apa yang Ia ciptakan.

Dengan begitu banyaknya tuntutan bagi seorang akhwat, perilaku-perilaku buruk saya pun dapat lebih terkontrol.
Saya jadi lebih berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata.
Saya jadi berusaha untuk memahami arti "Lillah",melakukan hanya untuk Allah.

Yaa...saat ini memang begitu banyak yang harus dibenahi lagi lagi lagi dan lagi untuk bisa menjadi muslimah yang cantik dihadapan-Nya.
Oleh karena itu, saya akan berusaha berusaha bersaha sebaik mungkin untuk tidak membuat nama islam tercoreng dengan perbatan saya.

Untuk para akhwat, khususnya untuk yang belum tarbiyah. Yuk kita jadikan tujuan hidup kita bukan hanya menjadi akhwat secara fisik semata namun menjadi akhwat yang cantik di mata Allah.
Yuk sama-sama kita benahi diri, luruskan niat, bulatkan tekad, satukan barisan untuk memajukan agama kita yang tercinta nan mulia ini.

Karena kalian adalah makhluk ciptaan Sang Maha Pencipta yang dimuliakan oleh-Nya dengan menjadikanmu nama pada salah satu surat di Al-Qur'an (An-Nisa)

Semangattt!! ^_^










16 comments:

  1. semoga selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

    ReplyDelete
  2. Menunaikan kewajiban lebih dahulu??? kenapa tidak?! Kenapa harus nunggu?!
    Semangat, ya...

    ReplyDelete
  3. Ayuk semangt!
    *akhwat mengalami penyempitan makna ya? :D

    ReplyDelete
  4. Ekslusif.
    Org2 pd menilai akhwat itu eksklusif yg ngumpul k sesama akhwat saja.
    Hmm,
    kalo org2 pd ngumpul ke sesamanya saja, eksklusif bukan y?

    ReplyDelete
  5. akhwat... kadang merasa lucu saja, saat aku pasang hs dgn wajahku yg berbalut jilbab semua manggil ukhti, tp saat hs ku kucing dan theme.nya juga kucing tak ada lg panggilan ukhti untukku. memangnya ap sih bedanya akhwat dan bukan akhwat? bukankah akhwat itu panggilan "saudara" dlm bhsa arab?

    ReplyDelete
  6. betul mbak, buat apa harus menunda kalau bisa dilakukan sekarang..do it now!hehehe

    ReplyDelete
  7. iya mbak, saya juga sering terpikir seperti itu, kalau mereka2 yang mau bergaulnya sama genk2 nya sendiri bukannya sama aja eksklusif juga ya...waalahualam, kayaknya sih memang sering terjadi salah paham antara yang belum tarbiyah dengan yang sudah. Yang penting harus berusaha untuk husnudzon selalu, karena baik tidaknya seseorang hanya Allah yang pantas menilai kalau menurut saya.

    ReplyDelete
  8. mungkin pada bingung kali mbak, kucingnya jenis kelaminnya akhwat atau ikhwan, jadi pada gak manggil ukhti deh..hehehehe :P

    saya rasa memang arti dari akhwat kan "saudari" jadi semua wanita muslim adalah akhwat, tapi lagi-lagi mengalami penyempitan makna, yang penting kita berusaha berperilaku selayaknya wanita muslim, tetap semangat!!

    ReplyDelete
  9. smangatt!!!

    iya..sayangnya seperti itu, padahal akhwat adalah panggilan untuk semua saudari kita sesama muslim ya..

    ReplyDelete