Sunday, August 4, 2013

#Laut

Bismillahirrahmanirrahiim..

Aku masih saja melihatnya. Entah sampai kapan. Ingin memejamkan mata, lalu menghapus semua raut dan bayangan wajahnya. Namun nihil. Semakin kutepis, air wajahnya yang khas itu semakin menghantui. Aku masih dapat melihatnya dengan jelas. Sial.

Ada yang bilang, jangan kau lupakan, semakin berusaha untuk dilupakan, semakin sulit ia akan pergi dari memori otakmu. Diamkan, jalani hidup seperti biasa, dan otak akan menghapusnya secara perlahan. Pelan, tapi pasti. Yang harus dilakukan hanya bersabar.

Tapi, ternyata tak semudah itu membiarkan otak membuang semua kenangan dari seseorang yang sudah begitu melekat di hati. Tidak semudah itu melupakan semua hal yang pernah terjadi. Walaupun hanya hal-hal yang biasa, dan sederhana. Sekecil apapun itu, setiap sudut, setiap tempat, bahkan setiap detik laksana berlomba membisikkan namanya, memaksa diriku agar tidak lupa. Gila. Ini gila.

Di tengah keruwetan otak dan kebimbangan hati, aku berlari sekencang mungkin menuju ke pantai, berharap ombak besar dapat menyapu habis bayangan tentang dirinya, dan semua hal tentangnya. Nihil. Lagi-lagi nihil. Laut justru membangkitkan semua memori itu. Semua kenangan yang masih tersimpan rapi di lobus otak. Bayangan kaki-kaki mungil yang berkejaran, saling menyiram air asin sambil tertawa riang. Lalu, sambil mengusap wajahnya yang basah, ia tersenyum dengan senyumnya yang khas. Senyuman yang sama, seperti yang kulihat 3 hari yang lalu di wajahnya yang kini telah beranjak dewasa.

Aku masih saja melihatnya. Hari ini. Kemarin dan hari-hari yang lalu ketika ia tiba-tiba lenyap tanpa kabar berita. Aku masih dapat melihatnya dengan jelas. Terlebih lagi, kini ia kembali. Kembali di saat ia seharusnya tidak kembali. Bayangan wajahnya semakin jelas, semakin nyata.

Aku harus menghapusnya. Menghapus bayangannya dan segala tentang dirinya.

*tsu-tsu-ku ;D

No comments:

Post a Comment