Bismillahirrahmanirrahiim..
Mungkin, begini cara Allah membelajarkan saya untuk hati-hati dalam bersikap.
Dan mungkin orang itu adalah orang yang cintanya begitu besar pada Allah hingga Allah pun mencintai dirinya dengan sangat. Allah membuka kebaikan-kebaikan yang ada padanya walaupun dulu yang saya liat hanya yang buruk saja. Allah bahkan memutar roda, agar saya paham dan tidak melulu salah menilai.
Mungkin..
Tapi yang pasti perlahan-lahan saya merasakan apa yang ia rasakan dulu. And it keep haunting. Rasa bersalah. Maaf.
Dan kini saya semakin memahami kata-katanya di sebuah forum kala itu.
"Afwan, ana memang sengaja untuk membuat jarak dengan teman-teman. Ana khawatir terlalu sayang dengan kalian nanti, ketika saatnya harus berpisah ana akan sangat sedih."
Begitu kurang lebih redaksinya. Saat itu, dan mungkin hingga kini masih ada rasa bersalah yang saya rasakan kepadanya. Saya terlalu banyak menuntut, dan perlahan, satu-persatu saya merasakan berada di posisi ia saat itu.
Dan kini semakin memahami kata-katanya itu.
Kehilangan itu memang menyedihkan, oleh karenanya tidak usahlah kita merasa memiliki, apapun itu. Hidup itu memang tentang "to use" bukan "to have". Allah Yang Maha Memiliki, kita hanya dipinjami, bahkan diri kita sendiri bukan milik kita,kan?
No comments:
Post a Comment