Monday, February 25, 2013

IDontHaveAnyIdea #abaikan

Bismillahirrahmanirrahiim..

Ini tuh kayak abis makan coklat silverqueen, cadbury, toblerone, kitkat, ichiban, coklat payung, coklat ayam jago, abis itu minum es soda susu, terus naik halilintar di dufan.
Mabok!
Tapi sengaja bikin diri mabok. Lieur sendiri. Gajebo sendiri. Ujung-ujungnya jelek banget, nyesel senyesel-nyeselnya..
"What is missing?"
"Your brain!" It said
My brain?
Allright. Maybe.
Ya, menjadi dungu seketika. Karena masih saja berputar di masalah yang sama. Padahal orang-orang berubah, lingkungan berubah, situasi berubah. Tapi, ada yang tidak berubah ternyata. Kecerdasan dalam mengelola masalah.
Is that really a problem, or it's only something that you think as a problem while actually it isn't??
I don't know either..
But i'll tell you that i'm tired off running and too coward to face it. So, it's still the same me, and Allah keep on repeating and repeating this unpleasent feeling until I finish the test.
Itu yang terpikirkan.
Hanya saja, ketika otak sedang 'waras' rasanya mulut tak tahan untuk menertawai diri yang bisa menjadi sebegitu bodohnya. Tapi, ketika kewarasan itu sedang minggat entah kemana, sensasi -habismakananekacoklatditambahes sodasusuabisitunaikhalilintardidufan- itu muncul lagi. Well...i'm so tired to have this kind of feeling, when it'll end? when it disappear?
Allah, You are The One, Yang Maha Merajai HATI ini yang terlampau rapuh.
Allah..yaa muqolibal qulb, tsabbit qolbi 'ala diinik, to'atik, da'watik..aamiiin..
#Allah, tolong hadirkan lagi kewarasan itu..


2 comments:

  1. Itulah kenapa dalam pandangan para ulama' Islam, akal berbeda dengan otak. Dalam kajian Tadabbur Quran di masjid BI, ustadz Bachtiar Nasir menyampaikan pendapat Ibnu Qayyim al Jauziyah, bahwa akal itu letaknya berada di dalam dada, pada qalb (hati). Beliau juga sempat mengutip bahwa ada penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa otak di kepala kita bukanlah tempat proses berfikir sebagaimana yang kita yakini saat ini.

    Hikmahnya, akal seorang mukmin dengan orang yang tidak beriman pastilah berbeda. Akal dan hati saling mempengaruhi. Maka tak heran jika solusi terbaik untuk kejernihan akal dan kelapangan hati adalah dzikrullah.

    ..alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub..

    Wallahu a'lam..

    ReplyDelete