Ada selintingan kata yang tiba-tiba hadir sekelebat ke dalam otak saya.
Menahan..
Mengapa kata ini terasa istimewa? karena Ramadhan kemarin, kata 'menahan' ini terasa begitu nyata dan bermakna.
Menahan diri..
Menahan lapar..
Menahan haus..
Menahan amarah..
Menahan hawa nafsu..
Menahan ego..
Semuanya serba 'menahan'.
Mengapa harus ditahan? mengapa tidak dikeluarkan saja semuanya? mengapa tidak dimuntahkan saja semuanya dalam sekali waktu?
Mungkin dengan 'menahan' kita dapat belajar arti kesabaran.
Mungkin dengan 'menahan' kita dapat lebih bijak dalam mengungkap makna yang tersimpan.
Mungkin dengan 'menahan' kita dapat terhindar dari perbuatan maupun perkataan yang dapat membuat sesal di kemudian.
Jadi, kita harus dapat 'menahan'.
Menahan bukan berarti kalah dengan situasi. Merasa terkecilkan dengan kondisi atau termarjinalkan sehingga tak mampu beraksi.
Menahan itu mengajarkan kita untuk mengoptimalkan pikiran yang telah Allah SWT berikan.
Kemudian memilih tanggapan apa yang terbaik dari stimulus yang kita terima.
Sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh ego, hawa nafsu, atau amarah.
Menahan sementara. Kemudian di ekspresikan dengan cara yang terbaik.
Karena jika tidak ditahan dan langsung dikeluarkan, mungkin luka yang akan tertanam.
Atau sesal yang akan membayang.
Jadi, menahan lah..tahan diri..tahan emosi..tahan amarah..tahan ego..dan bertahanlah dalam menahan itu semua.
No comments:
Post a Comment