Sunday, February 13, 2011

untukmu, kamu, kamu dan kamu, dirimu serta dirimu, kemudian diriku..

Bismillahirrahmanirrahiim..


Untukmu..

Kamu...

Kamu dan kamu...

Dirimu...

serta dirimu...

Kemudian untukku..
Untukmu..
Untukmu yang sudah hampir 19 tahun ini menemani diriku. Untukmu yang sedari kecil bersamaku hingga masa akhil baligmu. Untukmu yang kini kembali berada di sisiku walau kita tak sering bertemu. Untukmu yang dulu selalu menemaniku, ke sekolah- ke tempat ngaji- ke lapangan bermain -ke mall - kemana-mana kita slalu bersama. Untukmu yang mulai menyebalkan ketika kau beranjak dewasa. Untukmu yang terkadang membuatku jengah dan kesal dengan sifat sok tau, sok ngatur, bawel dan keras kepalamu. Untukmu yang kini kusebut hanya dengan namamu, tanpa embel-embel "kak" atau "abang" seperti dulu kupanggil dirimu. Untukmu yang membuatku sedih bukan kepalang ketika kau sebut aku "sudah dicuci otaknya" karena aktivitas mengajiku (walaupun memang benar adanya, otakku sudah dicuci menjadi lebih bersih dari sebelumnya melalui aktivitas mengajiku ). Untukmu yang kini sedang belajar mencari uang melalui kegiatan magangmu. Untukmu yang kini sedang belajar memahami betapa sulitnya seorang ayah memeras keringat agar dapur rumah dapat terus mengepul. Untukmu yang kini belajar tuk lebih mengerti keras dan getirnya perjuangan seorang ayah agar dapat menafkahkan keluarganya.

Untukmu... ya..untukmu..

Untuk kamu..
Kamu yang kehadirannya dulu begitu kunanti. Kamu yang dulu sangat ingin kulihat tumbuh besar dan mandiri. Kamu yang dulu begitu sangat menggemaskanku selalu ingin kucubit pipimu yang lucu. Kamu yang kini sering beradu mulut denganku. Kamu yang kini memasuki masa remaja dengan segala emosi-emosi labilmu Kamu yang kini sudah belajar mengenal lawan jenismu yang membuatku pusing bukan main layaknya seorang ibu-ibu. Kamu yang dititipkan tanggung jawab oleh ayah kepadaku agar aku menjadi teladan yang baik bagimu (walau sekarang mungkin belum dapat kupenuhi sepenuhnya amanah itu). Kamu yang kini  begitu asyik bercengkrama dengan handphone blackberry mu. Kamu yang sering melawanku ketika kucereweti dirimu. Kamu yang pernah ngambek tidak mau tidur di kamar yang sama denganku. Kamu yang kini sangat menggandrungi boyband asli Indonesia yang membuat kepalaku cenat-cenut melihat tingkahmu, berpikir bagaimana caranya agar kamu tidak terlalu  bersikap berlebihan dengan idola barumu itu. Kamu yang buatku kaget bukan main ketika kau bilang pernah pacaran dengan teman sekelasmu dulu, padahal haid pertama pun belum juga datang  menjumpaimu. Kamu yang sangat kuharapkan tidak terjerumus ke jalan yang salah, tidak tergadaikan oleh hasrat mudamu yang sedang begitu menggelora.

Untuk kamu..ya..kamu..

Untuk kamu dan kamu..
Untuk kamu dan kamu yang kehadirannya mengagetkan seluruh keluargaku. Untuk kamu dan kamu yang hadir tak lama setelah umroh pertamaku. Untuk kamu dan kamu yang lahir bersamaan, hanya berselang lima menit saja waktumu. Untuk kamu dan kamu yang kini sudah begitu lucu, rajin mengoceh, bercanda, tertawa, kadang membantah, kadang berkelahi sesamamu. Untuk kamu dan kamu yang menjadi laboratorium kehidupanku, yang mengajarkanku akan betapa sulitnya menjadi seorang ibu. Untuk kamu dan kamu yang mengajariku untuk lebih sabar dan menahan emosiku ketika menghadapimu dan kamu. Untuk kamu dan kamu yang sedang mengalami tahap "golden age" dalam dirimu dan kamu. Untuk kamu dan kamu yang begitu ingin tau semuanya yang ada di sekelilingmu. Untuk kamu dan kamu yang kuharap dengan sangat agar tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang berbakti kepada Allah, Rasul, kedua orangtua dan negara kita. Untuk kamu dan kamu yang menjadi penghibur dikala aku penat dengan kehidupan kampusku. Untuk kamu dan kamu yang begitu polos, lugu, ceria, dan sering membuatku tertawa.

Untuk kamu dan kamu..ya...kamu dan kamu..

Untuk dirimu.
Untuk dirimu, duhai dirimu, yang telah 9 bulan mengandungku. Berlelah-lelah dan bersusah payah membawaku kemana-mana di dalam perutmu. Yang telah merawatku hingga kini ku dapat bergerak maju. Untuk dirimu..dirimu...dirimu...Untuk dirimu yang disebut tiga kali oleh Rasulullah agar kupergaulimu dengan baik. Untuk dirimu yang banyak memberi, memberi, dan memberi tanpa pamrih. Untuk dirimu yang mendedikasikan kehidupanmu untuk keluargamu. Untuk dirimu yang masih mengizinkanku untuk berangkat rihlah walau kulihat agak berat bagimu melepasku. Untuk dirimu yang bahkan menambah uang jajanku ketika kutinggalkan dirimu untuk rihlah bersama teman-temanku. Untuk dirimu yang sabar membereskan pakaian-pakaianku yang selalu berantakan di dalam lemari bajuku. Untuk dirimu yang tak pernah bosan memintaku untuk belajar masak sebagai bekalku mengarungi bahtera rumah tanggaku nanti. Untuk dirimu yang banyak mengeluarkan energimu untuk mendidik anak-anakmu.

Untuk dirimu...ya untuk dirimu..

Untuk dirimu.
Untuk dirimu, wahai dirimu yang memeras keringat dan membanting tulangmu agar keluargamu dapat hidup sejahtera dan sentosa. Untuk dirimu yang tak gentar mencari nafkah untuk menghidupi anak dan istrimu, bahkan di waktu liburmu. Untuk dirimu yang sangat peduli dengan keluargamu. Untuk dirimu yang hobi membaca buku dan menularkan hobimu itu kedalam diriku. Untuk dirimu yang kerap menelpon temanku dikala aku pergi dauroh ke luar kota, untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja. Untuk dirimu yang begitu sering menasehatiku agar ku tak salah jalan.

Untuk dirimu..ya untuk dirimu...

Untuk diriku.
Untuk diriku yang bukan apa-apa tanpa kalian. Untuk diriku yang masih sering melupakan kalian. Untuk diriku yang masih sering mengacuhkan kalian dan sibuk dengan duniaku sendiri. Untuk diriku yang masih belum pandai melafalkan atau bahkan mengeja tiga kata sederhana yang sangat ingin kupersembahkan untukmu, kamu, kamu dan kamu, dirimu, serta dirimu..

I LOVE U

Untuk diriku yang kerap mendahulukan egoku. Untuk diriku yang sering sewot dan marah-marah tanpa juntrungan untuk melampiaskan rasa frustasiku. Untuk diriku yang masih cacat dalam membaca kondisimu, kamu, kamu dan kamu, dirimu, serta dirimu. Untuk diriku yang masih sering diam membatu dan sulit bergerak tuk membantu.

Untuk diriku yang masih seperti ini..banyak cacat dan jauh dari kata sempurna..

Untuk diriku yang masih belum bisa mengaplikasikan dakwah keluarga dengan sebenar-benarnya..

Untuk diriku yang masih sering lari ketika seluruh keruwetan kurasa saat berada di tengah-tengahmu, kamu, kamu dan kamu, dirimu, serta dirimu.

Untuk diriku yang bukan apa-apa bila tak ada kalian..

Untuk diriku yang masih begitu malu untuk mengungkapkan rasa cinta..

Untuk diriku yang mudah mengumbar kata cinta itu pada teman-temanku namun sulit untuk mengatakannya kepada kalian..

Untuk diriku...

Untukmu...

Untuk kamu...

Untuk kamu dan kamu...

Untuk dirimu..

Serta dirimu...

Semoga Allah menyatukan kita bersama, utuh sebagai sebuah keluarga di jannah-Nya. Aamin

1 comment: