Nanda menghampiri Tasya, mengusap air mata di pipinya.
“ Loe kenapa Sya?” Tanya Nanda dengan lembut.
Tasya langsung memeluk Nanda dengan erat. Air mata Tasya tumpah membasahi jilbab putih Nanda. Tasya menangis sejadi-jadinya. Nanda hanya mengusap-usap kepala Tasya dengan penuh sayang sambil menunggu Tasya tenang.
Tak berapa lama kemudian, Tasya melepaskan pelukannya, di keheningan tiba-tiba terdengar suara..
Allahuakbar….Allahuakbar
Allahuakbar….Allahuakbar
Asy- hadu al-laa-ilaaha ilallah
Asy- hadu al-laa-ilaaha ilallah
Azan magrib berkumandang. Nanda mengajak Tasya shalat magrib bersama. Tasya yang biasanya paling malas kalau diajak shalat, menuruti ajakan Nanda.
Baru kali ini Tasya merasakan begiru nikmatnya shalat. Biasanya ia shalat dengan terburu-buru karena dikejar waktu, bahkan tidak jarang ia meninggalkan shalat karena kesibukan-kesibukannya.
Tiba-tiba batin Tasya berbicara. Betapa seringnya ia melupakan Tuhannya.. Betapa jarangnya ia mengingat Tuhannya...Betapa sering ia mengacuhkan perinyah-Nya…
Ia teringat akan kejadian yang baru saja menimpanya. Sahabat dan pacarnya meninggalkannya karena seringnya ia mengacuhkan mereka…bagaimana dengan dengan Allah??. Sahabat dan pacarnya amat sakit hati ketika ia tidak memperdulikan mereka, bagaimana dengan Dia??. Bahkan sehari dalam hidupnya ia lewatkan tanpa menyebut nama-Nya.
Terbesit kegelisahan-kegelisahan di relung dadanya.. Apakah Allah marah kepadaku?? Apakah Ia sakit hati kepadaku?? Padahal nikmat yang Ia berikan kepadaku tak terhitung jumlahnya..tetapi sekalipun aku tak pernah mengucap syukur pada-Nya….Mahluk macam apa aku ini??? Bahkan aku merasa bahwa aku adalah manusia paling sempurna yang dapat mengatur segalanya.. Mengapa aku tidak dapat meluangkan waktuku untuk mengingat-Mu Ya Allah…
Maafkan aku Ya Allah…..
Air mata Tasya kembali bergulir, akan tetapi kali ini ia tidak menangisi kepergian pacarnya dengan sahabatnya. Ia menangisi ke alpaannya dalam mengingat Tuhannya.
Nanda mendekati Tasya sambil mengusap-usap punggungnya.
“ Istigfar Sya…istigfar…” bisiknya
“ Da, selama ini gue gak pernah memperdulikan Dia..gue jarang banget sujud di hadapn-Nya, gue takut da..gue takut Dia marah sama gue..gue takut Dia murka sama gue..gue emang gak tau diri, wajar kalau Allah menghukum gue dengan Dio dan Alin…” kata Tasya sambil menunduk.
“ Allah gak pernah benci sama loe Sya, justru karena Dia sayang banget sama loe, loe masih diingetin untuk kembali pada-Nya..”
“ Tapi Da..gue ngerasa gak pantes, gue jarang banget ingat pada-NYa..gue takut,,,apa Allah mau maafin gue??”
“Sya, Allah itu paling seneng sama orang-orang yang mau bertaubat. Asal loe bener-bener ingin dan berusaha untuk bertaubat, Insya Allah, Allah bakal maafin loe..lagipula Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha pemaaf…pokoknya Maha yang baek-baek deeh ”
***
Tasya terdiam sesaat, kemudian mengangkat wajahnya
“Da, loe mau bantuin gue untuk kembali pada-Nya?” pinta Tasya
“Insya Allah” jawab Nanda sambil tersenyum
“ Tapi ada satu hal lagi”
“Apa Sya??”
“ Loe mau maafin gue, Da?”
“ Maafin apa?” Tanya Nanda
“ Maafin segala kelakuan gue ke loe selama ini.. Gue sadar, selama ini gue udah bersikap gak baik sama loe, gue selalu mengacuhkan nasehat loe, padahal loe udah mau ngingetin gue…maafin gue ya da.. loe maukan maafin gue??”
“ Hhhm…gimana ya??” jawab Nanda dengan pose pura-pura berpikir
“ Ya Nanda!! Masa loe gak mau maafin gue sih…” kata Tasya dengan cemberut
“ Iya..iya gue maafin..jangan cemberut gitu dong,, muka loe jadi makin ancur kalo cemberut. Hahahahaha….”
“ Enak aja…tampang cakep kaya artis gini loe bilang ancur..” jawab Tasya sambil mencubit tangan Nanda
“ Astagfirullahhala’dzim!” teriak Tasya
“ Kenapa Sya??” Tanya Nanda
“ Gue lupa ngambil handphone gue yang ketinggalan di kelas..Nanda yang cantik dan baik..temenin gue yuk ke kelas..”
“ Oke..oke tapi. Ntar pulang gue nebeng yak..”
“ Siiiiiiip lah”
TAMAT
No comments:
Post a Comment